Desa Ratte adalah salah satu desa yang ada di Kec. Tutar Kab. Polman, desa ini tergolong kedalam desa yang masih sangat tertinggal, terpencil bahkan sangat terisolasi. Terletak di antara desa- desa yang lain di Kecamatan TUTAR Kab. POLMAN desa inilah yang paling terbelakang dalam hal pembangunan infrastruktur jalan sehingga sangat berefek pada lambatnya pembangunan desa di bidang2 lainnya seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi dan
Lain-lain desa Ratte pada dasarnya memiliki potensi alam yang sangat besar.
Secara geografis desa Ratte di kelilingj oleh wilayah maaing- masing, sebelah barat : Desa Besoangin, sebelah timur : Kel. Taramanu Tua, sebelah Utara : Desa Pollewani dan sebelah Selatan : Kelurahan Taramanu kesemuanya dalam satu wilayah Kecamatan Tutar Kabupaten Polewali Mandar.
Desa Ratte secara administratif tercatat sebagai salah satu desa di kecamatan Tutar Kab. Polman yang merupakan hasil pemekaran dari desa Besoangin. Desa Ratte telah memiliki 9 dusun/lingkungan, masing-masing dusun Ratte Barat, dusun Ratte Tengah, dusun Ratte Timur, dusun Kota, dusun Talongan, dusun Songi, dusun Kawelaan, dusun Bulo-bulo dan dusun Suppunga.
Desa Ratte memiliki jumlah penduduk kurang lebih 1.400 Jiwa. Masyarakat desa Ratte umumnya bekerja sebagai Petani dan peternak Kambing.
Kebutuhan pokok dipastikan tak dapat dibeli dan dikomsumsi dikala musim hujan
Sebagaimana pemaparan sebelumnya di atas, bahwa umumnya masyarakat Ratte bekerja sebagai Petani-Kebun berupa tanaman kakao yang telah dilakukan selama puluhan tahun lamanya yang dijual untuk kebetuhan ekonomi sementara untuk memenuhi kebutuhan pokok pangan beras dilakukan dengan menanam padi ladang di gunung stiap tahun, namun sayang sekali masyarakat dalam berkebun/bertani cenderung masih sangat tradisional dan seadanya serta tak dapat dijual untuk peningkatan ekonomi karena akses jalan yang belum dibangun sehingga jalan ini tak dapat dilalui untuk mengangkut hasil panen akibatnya tetap saja pencapaian hasil pertanian selalu rendah, hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari di kalangan sendiri. Selain berkebun atau bertani, masyarakat desa Ratte khususnya di tiga dusun (Ratte Barat, Tengah dan Timur) juga mengembangkan peternakan kambing yang juga terkendala dalam upaya pemasaran karna kondisi jalan yang belum dibangun.
Akibat jalan menuju desa yang belum dibangun sehingga sangat menghambat pembangunan dan kebutuhan masyarakat, berbeda dengan desa- desa tetangga, seperti desa Taramanu Tua desa yang paling dekat dengan Ratte disebelah timur jarak tempuh hanya 9 km. Desa terdekat ini telah mendapatkan pembangunan yang jauh lebih baik desa ini sudah memiliki jalan rabat beton bahkan listrik negara pun sudah masuk serta pembangunan yang sangat pesat lainnya sudah dirasakan sementara desa Ratte jalan utama pun bahkan sekalipun tidak pernah mendapatkan bantuan pemerintah, menjadikan kampung ini sangat terisolasi dalam segala hal, kondisi ini menyebabkan banyaknya program pembangunan yang terhambat seperti pendidikan, kesehatan, olahraga serta kerkendalanya listrik negara masuk di desa Ratte, dengan pertimbangan jalan ke Kelurahan
Taramanu paling dekat sehingga meski tanpa bantuan pemerintah masyarat desa Ratte bergotong royong/ swadaya untuk memperbaiki jalan dengan biaya dan tenaga sendiri dengan menggunakan alat seadanya untuk dapat dilalui oleh kendaraan roda dua untuk mengangkut kebutuhan pokok meski demikian tetap saja jalan ini sangat rawan dan beresiko tinggi kecelakaan akibat jurang yang dalam dan jalan penuh batu²an dan sungai besar.
Resiko Jatuh yg serig di alama pengendara motor
Dengan kondisi sulit seperti ini masyarakat tetap memaksakan diri untuk mengankut bahan kebutuhan pokok mereka melalui jalur ini selama bertahun-tahun lamanya menggunakan kuda, namun dengan alasan efektifitas kini kuda sudah di tinggalkan kesemuanya beralih menggunkan kendaraan roda dua(motor).
Akibat belum dibangunnya jalan ke desa Ratte masyarakat Ratte tidak memiliki penerangan berupa listrik Negara (PLN). Desa Ratte hanya memakai pembangkit listrik tenaga surya(matahari) dan tenaga air dari aliran dua sungai di desa Ratte yaitu sungai Salu Kalattoa dan Salu Malabbu pasokan listrik ini hanya cukup digunakan oleh warga hanya untuk penerangan seadanya saja, sedangkan untuk televisi dan elektronik lainnya tidak mencukupi. Oleh karena itu akses informasi ke desa ini sangat terbatas yakni dari kios penjual saja yang menghidupkan televise dengan genset mereka.
Problem Sosial Layanan Publik, adalah merupakan permasalahan utama masyarakat Ratte. Sulitnya akses informasi dan layanan Publik ini sangat membuat masyarakat masih terisolasi dan sangat asing untuk dunia luar. Akibat dari kurangnya perhatian pemerintah juga karena kurang SDM penduduk Desa Ratte untuk menyambut bantuan pemerintah untuk pembukaan jalan membuat masyarakat desa Ratte saat ini jauh dari kata sejahtera sehingga cenderung natural dan kaku akan arus globalisasi serta kemajuan teknologi. Ketika terjadi permaslahan sosial berupa gesekan kepentingan dan konflik masyarakat, maka pada umumya masyarakat Ratte memilih penyelesaian konflik/masalah secara adat dan kekeluargaan. Akibat lain dari keterisolasian itu, membuat laju perkembangan pendidikan dan layanan kesehatan sangat pelan, dan tentu implikasinya sangat kuat terhadap ketidaksejahteraan masyarakat. Perlunya Perhatian Pemerintah Keberadaan Sekolah Dasar dan SMP Satap serta dengan keluarnya para pemuda dari desa Ratte untuk mengenyang pendidikan baik menengah maupun perguruan tinggi beberapa tahun terakhir ini telah memberi dampak yang sangat besar terhadap perubahan cara pandang (mindset) masyarakat Ratte. Masyarakat Ratte kini menyadari betul akan pentingnya pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari animo masyarakat Ratte dalam merespon upaya peningkatan pendidikan di desa ini, dengan upaya mereka berbondong-bondong dan bahu-membahu menyekolahkan anak mereka diluar kampung menuju sekolah yang ada di kota sehingga saat ini hampir seratus persen remaja kini melanjutkan sekolah akibat kesadaran akan pendidikan oleh masyarakat desa Ratte saat ini. Oleh karena itu berangkat dari realitas di atas, melalui kesempatan yang baik ini kami selaku tokoh dan masyarakat Ratte yang selama ini turut memberi perhatian kepada upaya peningkatan kemajuan masyarakat menyampaikan permohonan bantuan dan partisifasi semua pihak yang terkait agar turut serta mengulurkan tangan dan kepekaan sosialnya kepada perubahan yang lebih baik di masa-masa mendatang. Salah satu kebutuhan paling mendesak untuk hari ini dan masa depan adalah perlunya pembukaan jalan jalur Kelurahan Taramanu menuju Desa Ratte karena inilah jalur utama masyarakat dan terdekat untuk akses jalan penghubung antara desa Ratte dan kecamatan Tutar dan kekota demi untuk anak-anak bangsa di Desa Ratte untuk terus bersekolah, serta untuk mengurangi penderitaan masyarakat dalam menjalankan roda dan kebutuhan hidupnya. (Dikutip dari
: http://yhudanasir.blogspot.com)
| Mahasiswa Jelata
ditulis oleh : Asmaj
Lain-lain desa Ratte pada dasarnya memiliki potensi alam yang sangat besar.
Secara geografis desa Ratte di kelilingj oleh wilayah maaing- masing, sebelah barat : Desa Besoangin, sebelah timur : Kel. Taramanu Tua, sebelah Utara : Desa Pollewani dan sebelah Selatan : Kelurahan Taramanu kesemuanya dalam satu wilayah Kecamatan Tutar Kabupaten Polewali Mandar.
Desa Ratte secara administratif tercatat sebagai salah satu desa di kecamatan Tutar Kab. Polman yang merupakan hasil pemekaran dari desa Besoangin. Desa Ratte telah memiliki 9 dusun/lingkungan, masing-masing dusun Ratte Barat, dusun Ratte Tengah, dusun Ratte Timur, dusun Kota, dusun Talongan, dusun Songi, dusun Kawelaan, dusun Bulo-bulo dan dusun Suppunga.
Desa Ratte memiliki jumlah penduduk kurang lebih 1.400 Jiwa. Masyarakat desa Ratte umumnya bekerja sebagai Petani dan peternak Kambing.
![]() |
Credit by : Asri/mahasiswa jelata |
Kebutuhan pokok dipastikan tak dapat dibeli dan dikomsumsi dikala musim hujan
Sebagaimana pemaparan sebelumnya di atas, bahwa umumnya masyarakat Ratte bekerja sebagai Petani-Kebun berupa tanaman kakao yang telah dilakukan selama puluhan tahun lamanya yang dijual untuk kebetuhan ekonomi sementara untuk memenuhi kebutuhan pokok pangan beras dilakukan dengan menanam padi ladang di gunung stiap tahun, namun sayang sekali masyarakat dalam berkebun/bertani cenderung masih sangat tradisional dan seadanya serta tak dapat dijual untuk peningkatan ekonomi karena akses jalan yang belum dibangun sehingga jalan ini tak dapat dilalui untuk mengangkut hasil panen akibatnya tetap saja pencapaian hasil pertanian selalu rendah, hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari di kalangan sendiri. Selain berkebun atau bertani, masyarakat desa Ratte khususnya di tiga dusun (Ratte Barat, Tengah dan Timur) juga mengembangkan peternakan kambing yang juga terkendala dalam upaya pemasaran karna kondisi jalan yang belum dibangun.
Akibat jalan menuju desa yang belum dibangun sehingga sangat menghambat pembangunan dan kebutuhan masyarakat, berbeda dengan desa- desa tetangga, seperti desa Taramanu Tua desa yang paling dekat dengan Ratte disebelah timur jarak tempuh hanya 9 km. Desa terdekat ini telah mendapatkan pembangunan yang jauh lebih baik desa ini sudah memiliki jalan rabat beton bahkan listrik negara pun sudah masuk serta pembangunan yang sangat pesat lainnya sudah dirasakan sementara desa Ratte jalan utama pun bahkan sekalipun tidak pernah mendapatkan bantuan pemerintah, menjadikan kampung ini sangat terisolasi dalam segala hal, kondisi ini menyebabkan banyaknya program pembangunan yang terhambat seperti pendidikan, kesehatan, olahraga serta kerkendalanya listrik negara masuk di desa Ratte, dengan pertimbangan jalan ke Kelurahan
Taramanu paling dekat sehingga meski tanpa bantuan pemerintah masyarat desa Ratte bergotong royong/ swadaya untuk memperbaiki jalan dengan biaya dan tenaga sendiri dengan menggunakan alat seadanya untuk dapat dilalui oleh kendaraan roda dua untuk mengangkut kebutuhan pokok meski demikian tetap saja jalan ini sangat rawan dan beresiko tinggi kecelakaan akibat jurang yang dalam dan jalan penuh batu²an dan sungai besar.
Resiko Jatuh yg serig di alama pengendara motor
Dengan kondisi sulit seperti ini masyarakat tetap memaksakan diri untuk mengankut bahan kebutuhan pokok mereka melalui jalur ini selama bertahun-tahun lamanya menggunakan kuda, namun dengan alasan efektifitas kini kuda sudah di tinggalkan kesemuanya beralih menggunkan kendaraan roda dua(motor).
Akibat belum dibangunnya jalan ke desa Ratte masyarakat Ratte tidak memiliki penerangan berupa listrik Negara (PLN). Desa Ratte hanya memakai pembangkit listrik tenaga surya(matahari) dan tenaga air dari aliran dua sungai di desa Ratte yaitu sungai Salu Kalattoa dan Salu Malabbu pasokan listrik ini hanya cukup digunakan oleh warga hanya untuk penerangan seadanya saja, sedangkan untuk televisi dan elektronik lainnya tidak mencukupi. Oleh karena itu akses informasi ke desa ini sangat terbatas yakni dari kios penjual saja yang menghidupkan televise dengan genset mereka.
Problem Sosial Layanan Publik, adalah merupakan permasalahan utama masyarakat Ratte. Sulitnya akses informasi dan layanan Publik ini sangat membuat masyarakat masih terisolasi dan sangat asing untuk dunia luar. Akibat dari kurangnya perhatian pemerintah juga karena kurang SDM penduduk Desa Ratte untuk menyambut bantuan pemerintah untuk pembukaan jalan membuat masyarakat desa Ratte saat ini jauh dari kata sejahtera sehingga cenderung natural dan kaku akan arus globalisasi serta kemajuan teknologi. Ketika terjadi permaslahan sosial berupa gesekan kepentingan dan konflik masyarakat, maka pada umumya masyarakat Ratte memilih penyelesaian konflik/masalah secara adat dan kekeluargaan. Akibat lain dari keterisolasian itu, membuat laju perkembangan pendidikan dan layanan kesehatan sangat pelan, dan tentu implikasinya sangat kuat terhadap ketidaksejahteraan masyarakat. Perlunya Perhatian Pemerintah Keberadaan Sekolah Dasar dan SMP Satap serta dengan keluarnya para pemuda dari desa Ratte untuk mengenyang pendidikan baik menengah maupun perguruan tinggi beberapa tahun terakhir ini telah memberi dampak yang sangat besar terhadap perubahan cara pandang (mindset) masyarakat Ratte. Masyarakat Ratte kini menyadari betul akan pentingnya pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari animo masyarakat Ratte dalam merespon upaya peningkatan pendidikan di desa ini, dengan upaya mereka berbondong-bondong dan bahu-membahu menyekolahkan anak mereka diluar kampung menuju sekolah yang ada di kota sehingga saat ini hampir seratus persen remaja kini melanjutkan sekolah akibat kesadaran akan pendidikan oleh masyarakat desa Ratte saat ini. Oleh karena itu berangkat dari realitas di atas, melalui kesempatan yang baik ini kami selaku tokoh dan masyarakat Ratte yang selama ini turut memberi perhatian kepada upaya peningkatan kemajuan masyarakat menyampaikan permohonan bantuan dan partisifasi semua pihak yang terkait agar turut serta mengulurkan tangan dan kepekaan sosialnya kepada perubahan yang lebih baik di masa-masa mendatang. Salah satu kebutuhan paling mendesak untuk hari ini dan masa depan adalah perlunya pembukaan jalan jalur Kelurahan Taramanu menuju Desa Ratte karena inilah jalur utama masyarakat dan terdekat untuk akses jalan penghubung antara desa Ratte dan kecamatan Tutar dan kekota demi untuk anak-anak bangsa di Desa Ratte untuk terus bersekolah, serta untuk mengurangi penderitaan masyarakat dalam menjalankan roda dan kebutuhan hidupnya. (Dikutip dari
: http://yhudanasir.blogspot.com)
| Mahasiswa Jelata
ditulis oleh : Asmaj
Komentar
Posting Komentar